Yap…! kalimat
inilah yang menjadi motivasi aku untuk menulis.
Btw, kalo Ary Lasso-kan mengejar matahari, nah kalo aku udah aku genggam tuh matahari, keren-nan aku kan...? Puanass…Seperti cacing kepanasan: naluri, insting, otak dan hati terus saja mengerakkan diri untuk berenang kata-kata dengan menulis akan hal ini. Bingung...??? Jelas banget aku bingung, gimana cara mulainya?, apa aja yang ingin dibahas?, nyambung nggak ya...?etc. btw, untuk masalah ini aku nggak pengen ambil pusing sampai tujuh keliling. Namanya juga masih belajar berenang.
Yang penting aku ingin menulis, urusan bagus apa tidak, itu urusan nanti, dan imajinasi aku dalam menulis adalah imajinasi yang bertanggung jawab seperti yang telah disebutkan sebagian orang mengatakan bahwa imajinasi itu liar. Seperti yang dikatakan oleh bapak Harris Effendi Thahar, ”Imajinasi itu bisa mengajak kita mengembara kemana-mana, karena imajinasi pulalah manusia menjadi mahluk yang istimewa di muka bumi ini dalam mencapai kemajuan peradaban yang tak dimiliki oleh mahluk-mahluk lain”, pada akhir tulisan Pak Harris mengatakan, ”Hati-hati dengan imajinasimu!”.
Maksudnya ketika kita menulis sesuatu itu, haruslah berada dalam batasan-batasan imajinasi yang bertanggung-jawab. udah ah, kok aku jadi bingung! Ok kita balik lagi ya pada bab ini.
Menggenggam matahari seperti merebut hari sehingga This day Is mine, itu yang terungkap. Terlepas dari pro dan kontra tentang rebut-merebut hari,
Yah, ambil think positivenya-lah, asal tidak menyinggung masalah SARA...he...
Aku rasa udah pada tahu tentang pentingnya pengelolaan waktu dalam hari-hari yang kita lalui.
Buah dari ibadah yang benar adalah prestasi di dunia. Btw, berbicara tentang prestasi, mmh..mengukir prestasi itu nggak gampang lho...! Pasti deh selalu saja ada sebuah simpul yang besar dalam diri ini. Entah itu ketidak-pede-an, takut gagal, de el el, pokoknya seabreg bayangan yang negatif, yang belum tentu itu terjadi. Mengukir prestasi itu membutuhkan motivasi dan kemauan yang kuat untuk selalu bangkit setiap kali terjatuh.
Hal ini tidak tumbuh dengan sendirinya, tapi melalui sebuah proses panjang yang dibangun setiap hari. Coba deh perhatikan hari-hari kita, terkadang bahkan sering lewat sebuah pengalaman kecil yang menyenangkan atau tidak , pasti ada sesuatu yang dapat kita petik yang dapat membentuk kita menjadi pribadi pemenang yang sesungguhnya.
Menjadi enterpreneur, pengajar, penulis yang sukses, atau apa sajalah, tidaklah dilahirkan begitu saja, tetapi dapat dibuat seperti itu jika memiliki keinginan yang kuat dan bersedia berkorban. Ini artinya pembentukan untuk menjadi baik dan meraih kesukseskan pastilah dibarengi dengan sebuah proses harian.
Berpikir positif dalam merebut hari sangatlah perlu. Ini akan membentuk kita menjadi pribadi yang positif dan optimis untuk maju. Sebaliknya, jika kita membangun hari dengan cara berpikir negative dan pesimis, jangan berharap untuk meraih sukses. Hal tersebut sama saja dengan maju berperang tanpa membawa senjata! Banyak orang berbicara soal nasib tanpa berbuat sesuatu untuk mengembangkan dan membangun diri. Ironinya, orang-orang tersebut kerap menyalahkan masa lalu, lingkungan atau Sang Pencipta yang telah memberi akal dan pikiran. Kita lupa bahwa apa yang kita tuai adalah yang kita tanam. Deal...!
Walt Disney dipecat oleh seorang editor surat kabar karena dianggap kekurangan ide dan beberapa kali jatuh bangkrut sebelum ia membangun Disneyland yang luar biasa, Henry Ford gagal dan jatuh bangkrut lima kali sebelum akhirnya meraih kesuksesan, Winston Churchill pernah tidak naik kelas dan baru menjadi Perdana Menteri Inggris pada umur 62 tahun setelah banyak mengalami kegagalan dalam hidupnya, guru dari Thomas Alfa Edison mengatakan bahwa Thomas kecil terlalu bodoh untuk mempelajari apapun. Begitu juga dengan Einsten, pada masa kuliahnya tertatih-tatih, seorang profesor bahkan menjulukinya sebagai anjing bodoh, namun ia menjadi fisikawan terbaik di abad 20
Bayangkan jika tokoh-tokoh diatas benar- benar terpuruk dengan kegagalannya dan terpengaruh dengan pendapat orang lain tentang mereka, maka tidak akan ada Disneyland, tidak ada perjanjian damai di perang dunia II, tidak ada mobil ford ekslusif dan tidak akan pernah ada bohlam listrik yang menerangi kita di waktu malam, dan tentunya kita tidak pernah mengenal teori relatifitas. Mereka, merebut hari! Mereka tidak hanya membangun diri, tapi juga memberikan arti bagi dunia atas prestasi mereka.
Apapun bentuknya, mereka yang selalu dengan berpikir positif pasti akan mendapat penghargaan, baik dari keluarga, orang sekitar maupun tempat dimana mereka bekerja.
Sebutlah saja Hadiah Nobel bagi prestasi yang memberikan dampak bagi dunia, Pullitzer bagi insan sastra, Grammy Awards bagi insan film, Piala Thomas dan Uber bagi pebulutangkis. Semuanya adalah penghargaan bagi prestasi.
So, bagaimana dengan kita, pernah nggak mendapat penghargaan dari prestasi...? Jujur diumur aku yang menjelang 23 ini, rasa-rasanya belum pernah dapet penghargaan dari sebuah prestasi, apapun itu. Wah, payah banget yah, Malu?, tentu iya.
Mmmh, Tapi, penghargaan itu tidak selalu yang terlihatkan...? Seperti cerita dari seorang temanku, banyak yang tidak pernah mendapat penghargaan prestasi dari penduduk dunia, namun dia mendapat penghargaan dari penduduk langit, Penduduk langit...? Siapakah gerangan...?
Friday, April 20, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment