Tuesday, July 15, 2008

Pasrah Feat WarTeg...

Terpaku dengan kekusutan hidup dan hanya bermuara kepada kepasrahan.
”Hey..jika kau tidak bisa menyelesaikan masalah itu tinggalkan saja...jangan kau pusingkan hidup ini...!!!”, lemparan kata nasihat teman dari pulau seberang, Medan.” Bah...tak bisalah kawan, semakin kita lari kencang menjauh semakin kencang pula masalah itu mengejar kita. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kau harus hadapi...”, Bantah hati-ku. ” Lay...tapi kau liat-liat dulu masalahnya itu apa, klu kecil ngapain kau ambil pusing...tomorrow never dia-lah.”...Aku hanya tersenyum palsu, saat ini aku setuju dengan perkataan dia. Entahlah esok akan seperti apa...Selama kita masih punya harga diri sebagai anak zaman dan tidak melanggar syariat...lakukan saja.

Kepasrahan umumnya muncul ketika kita berada pada titik terendah dalam rentang waktu yang sedang kita hadapi. Sebagian orang melihat pasrah dengan hanya tidak melakukan apa-apa sedikit pun...” Gue dah pasrah aja men...nggk taulah nanti...”..Yah memang begitulah. Namun ada sebagian orang yang telah memasuki wilayah pasrah akan tetapi dia belum mengakuinya. ” Hff, Ya Allah...aku harus bertahan...pasti masih ada celah...pasti masih ada puing-puing harapan untuk bertahan hidup...”, yah, masih dengan usaha tenaga yang tersisa, walaupun nanti pasti akan bermuara kepada kepasrahan juga.

Siang itu bersama jilatan bola panas matahari aku memasuki warteg itu dengan amat ragu. Santai dan tenang yang tidak akan bertahan lama...:
” Ibu disini bisa kasbon bu...? saya mulai hari senin ini bu...hari jumat sore saya lunasin...”
”Mmh...emangnya mas kerja dimana (khas irama tegalnya terasa pekat dari ucapannya).
” Saya kerja didepan bu, seberang jalan ini kok... ”
”Ooo, boleh aja asal bayarannya bagus (tepat waktu.red)...”
” Ya udeh bu..makasih banget ya bu...ini KTP saya bu sebagai jaminannya...klo gitu saya pesen soto aja...”

Ucapan syukur berkali-kali ku-ucapkan...karena setidaknya untuk beberapa hari kedepan aku masih bisa makan. Itulah hidup selalu saja ada aksi dan reaksi, perbuatan yang telah terjadi selalu saja ada respon dari alam sekitar. Kita bekerja, kita dapet gaji. Dan gaji itu banyak sekali turunannya....buat tabungan, pendidikan, asuransi, biaya hidup kita, istri dan anak dan sebagian untuk persiapan acara lamaran...Ada yang gajinya melimpah, ada yang gajinya pas mencukupi...adanya yang selalu tidak mencukupi. Pokaknya macem-macem...Pemantik api itu sudah dinyalakan teman...dan dengan kenekatan yang sangat sedikit berbau perhitungan-perhitungan...Maka Tepat tanggal 7 Juni 2008 aku melakukan ritual lamaran. Iya lamaran...layaknya seseorang yang ingin menikah sebelumnya pasti ada ritual lamaran dahulu.

Engkau tahu kawan...biasanya ada 4 hal yang harus dipersiapkan seseorang yang ingin menikah..
1.Kesiapan Ilmu
2.Psikologis yang mantap
3.Sehat jasmani
4.financial yang mencukupi
Dan aku...? keempat hal diatas tersebut belum begitu banyak terpenuhi dalam diri ini...kecuali sehat jasmani...i hope. Tapi ya itu tadi...dengan kenekatan yang berbau sedikit perhitungan...akhirnya aku melamar seorang yang aku cintai...

Dan engkau tahu teman...dari proses lamaran itulah yang membawa-ku di akhir bulan selalu sering bersilatuhrahmi makan di warteg ini. Pagi hari, siang dan sehabis pulang kerja...aku pasti makan di warteg itu. Ya, Allah...Indah sekali..seni yang sangat indah...Lamaran dan kasbon di warteg...Sebagian teman pasti akan menertawakan-ku mungkin bahkan memandang sebelah mata...biarkan saja. Dan hari jumat sore pun telah datang...Begitu nikmat sekali ketika aku melunasinya....Namun, aku berusaha untuk lebih baik lagi....Warteg bu Mu’ah...engkau sangat berjasa dalam membantu menyelamatkan nyawa-ku...aku pasti tidak akan melupakanmu....
Well teman...kita semua makhluk lemah dan penuh dosa...
Pasrahkan semuanya kepada Allah dengan iringan usaha.

To be continued Next storie
( Pra Lamaran ...:-))


*Untuk ibu mu'ah semoga selalu di beri kesehatan dan kemurahan rejeki sekeluarga

Salam
Pipin Andriyanto



3 comments:

Anonymous said...

Berjuanglah wahai sahabat. Saya jadi malu sendiri... masih ngejomblo. Tapi saya tetep ga mau kalah berjuang! Allahu Akbar!!!

Anonymous said...

eh si abang...Ssst...jangan bilang-bilang yang lain ya...ini rahasia kita berdua...hehehhe....ntar dateng ya bang....i lupyu bibeh...

Anonymous said...

keren..bos!....