Beginilah keadaan jalur dari slipi menuju Uki pada jam-jam sewa…Macet!. Apalagi ditambah dengan kondisi alam yang sedang mencurahkan isi hatinya, hujan yang sambung menyambung. Sang juru kunci yang mengendali bis ini selalu sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri sesekali berteriak…:’Kaca spion tolong di-lap tuh…(sembari menunjukkan ke arah kiri)’…mengambil celah jalan, putar setir ke kanan dan ke kiri, rem mendadak, jeritan klakson terdengar sumbang dari kendaraan di belakang bis ini karena Sang juru kunci selalu saja merubah arah jalur…klu saja bis ini tidak memiliki kaca spion mungkin tidak akan bisa tak-tik-tik-tak ugeg-ugeg di jalanan yang macet ini. Yah diperlukan kaca spion untuk mengetahui informasi keadaan belakang mobil yang sedang kita tumpangi untuk kemudian maju melesat kedepan mendahului kendaraan lain yang ada di sekitar. Menoleh ke kaca spion lalu memandang ke depan dan kemudian tancap gas…
Teman…dengan beberapa pertimbangan akhirnya aku kembali lagi berhadapan dengan manusia pembelajar itu…dan aku katakan: ‘Romo, aku ingin ke Kraton Maespati bertemu dengan Semar Badranaya untuk menimba ilmu, aku dapat kabar bahwa beliau sedang berada di kraton Maespati melayani Raden Arjunasasra ‘. Kepulan asap rokok bertebaran dengan tarian yang rumit menyesakkan pernapasanku…manusia pembelajar itu berkata sembari menghembuskan asap kental: ‘Apa yang engkau cari dari Semar badranaya…? Apakah ilmu yang engkau peroleh sekarang ini kurang mumpuni untuk menjadi pegangan kehidupanmu kelak…?’…aku menjawab:’ Tidak romo…hanya saja tidak ada yang sempurna di dunia ini selain Sang Pencipta, tiada kehidupan tanpa keragaman. Dan keragaman itu bisa membawa manusia semakin mengenal Sang Pencipta…’
Manusia pembelajar:‘ Mmmh…ya aku mengerti apa yang engkau inginkan…(nafasnya terdengar agak berat) kenapa engkau memilih berguru kepada Semar…?’, Dan aku tertunduk sejenak berusaha menguraikan kepeninganku…: ‘ Aku ingin menjadi pemimpin dikehidupan esok romo…konon Semar itu mengajarkan Skill, Ethic, Moral, Attitude, dan Responsibility. Dilain kesempatan dia mengajarkan Sabar, Eling, Mawas, Asuh, dan Rumangsa…dia juga bisa bermakna Setia Eksekutif Memahami Aspirasi Rakyat…Aku akan pergi besok romo…’ Tak banyak hal yang aku bicarakan kepada manusia pembelajar sore itu selain dari keinginkanku untuk pergi ke Kraton Maespati. Kulihat asbak yang telah dipenuhi puntung rokok, sejenak manusia pembelajar ini mengalihkan pandangannya dari buku elektroniknya…
‘ Pin, letakkan masa lalu kita di kaca spion kehidupan kita…jadikan masa lalu sebagai kaca spion yang sewaktu-waktu kita dapat langsung melihat...Apapun yang terjadi di hari kemarin dan hari ini akan terulang lagi di hari esok. Semoga kaca spion ini dapat menjadi pembelajaran kita dalam mengambil sikap dan keputusan…’ setidaknya itulah pesan yang aku tangkap…Filosofi kaca Spion, ilmu terakhir tapi bukan yang paling akhir yang aku peroleh. Rasa-rasanya kita memang perlu untuk memasang kaca spion di pundak pikiran kita sebagai cerminan masa lalu. Setelah aku pamit, aku kembali ke meja jingga kelam itu. Membereskan perangkat yang berserakan, menyelesaikan administrasi yah ini adalah rentang takdirku terakhir berada disini…tapi entahlah dihari esok…aku tidak akan pernah tahu sebesar biji zarah pun…ritual pamitan pun aku lakukan lagi dilantai 3 ini…
Hujan cukup deras malam itu mengantarkan-ku kekehidupan baru, nuansa baru, tanggung-jawab baru, wajah baru..Aahh…sejenak ketakutan menghampiri…Secara teori untuk menjadi pribadi unggul dengan mengutip tujuh kebiasaan efektif Stephen Covey yang tercermin pada kehidupan Semar dan Pandawa…bahwa kebiasan itu adalah: Menjadi Proaktif, Memulai dengan tujuan akhir, Mendahulukan yang utama, Berpikir menang-menang, Berusaha mengerti dahulu sebelum dimengerti orang lain, Sinergi dan terakhir adalah istilah ‘mengasah gergaji’. Pudaran cahaya malam berjatuhan dengan bebasnya bersamaan dengan taburan titik-titik air langit. Apakah aku bisa mengaplikasikan teori tujuh kebiasan yang tadi disebutkan…??? Dalam ¼ abad aku mengatakan bisa…yah mudah-mudahan aku bisa!!!.
Rem yang kurang mulus itu mendorong badanku agak kedepan. Beginilah jakarta jika terserang hujan, Macet...!!! Kulihat sang juru kunci selalu memutar-mutarkan poros lehernya...Yah ,melihat kaca spion, pandangan kedepan, tancap gas...namun Ciiiit...!!! efek rem yang menyebalkan...! dan begitu seterusnya hingga di penghujung suasana macet...Dan Semar Badranaya....Aku datang...!!!
Salam
Pipin Andriyanto
Pipin Andriyanto
Catatan terakhir-ku di Indomedia group (Tabloid PULSA)
Terimakasih ku-ucapkan kepada manusia Pembelajar: Pak Farouk elmi serta rekan-rekan tercinta: Mba Ulies, Mba erni, mba Ocha, mba lisa, neng riris, mas Dedi, Mas Didit, Oji, Mba Iena, mba Fitria, Shaid Leo, Mba leny, mba atie, Bang iwan, Bang robby, Mas Arieffirhanusa, Pak Andi, kang usman, Pak Agus Mulyadi, Pak Rama, bu wawa, nardi, ipunk, mamo, ajis, bule...de el el...Semoga makin sukses aja...Mohon maaf klu saya banyak salah...
Special pake telor buat mas Guanteng M Ihya Ulumuddin....Moga cepet dapet Jodoh...itu saja deh...mengingat usia yang menjelang kepala 3...huehehehehehe...Terimakasih banyak udeh menjadi guru spiritual dan guru belajar-ku...Halah!:-p