Thursday, February 14, 2008

Pulang...

Biarlah pikiran ini tetap terus mengembara ke tempat yang ia suka...walaupun aku tahu bahwa aku saat ini sangat terasa kelelahan...desakan angin dingin memaksa untuk masuk kedalam ruang berpikirku…seharusnya jaket hitam itu menyelimuti tubuhku…namun, tunggulah sebentar…biarkan saja pikiranku untuk terus mengembara…aku tahu ia pergi tanpa alas kaki…semoga saja tidak lama…
Tapi, sepertinya sangat jauh sekali pikiranku mengembara hingga-hingga jemariku sulit sekali untuk menulis sesuatu...karena hanya menunggu perintah dari ucapan pikiran…mmmh, saat waktu bukan lagi hitungan hari, minggu, bulan bahkan tahun…bukan lagi hitungan detik atau menit…aku sering merasakan kalimatku yang menggantung dikekosongan…entah berapa lama aku disapa keheningan…'waktu adalah kehidupan…' ya ya aku tahu, dia adalah bagian dari-ku yang tak akan pernah lepas…clear ! tidak ada sesuatu yang aneh…hanya saja, waktu berjalan teramat cepat…Aku berharap besok matahari tidak menjadi lumpuh...karena aku tidak ingin lagi suasana menjadi gelap.

Teman...bagaimana hidupmu saat ini...? bosan dengan pekerjaan...?, Semakin tidak dewasa...? ingin sekali melakukan hal yang terlalu imajiner...? Merasa tekanan saat di kantor...? Keuangan kembang kempis...?, ck ck ck...engkau tak sadar sudah berada dikantor selama setahun lebih, keinginan yang tak kunjung rampung, dan engkau hanya melihat langit beserta bintang gemintang...huyeuh, hanya itu! Engkau lihat teman, diriku saat ini layaknya grafik penjualan monitoring tabloid PULSA...berfluktuatif, tajam menukik menyerupai rajawali menjemput mangsa, acak tidak membentuk sebuah trend, koefisien keragaman yang cukup besar... Yang harus kita lakukan adalah memecahkan kebuntuan itu teman. Biarlah keadaanku seperti grafik itu saat ini, karena menurutku koefisian keragaman yang cukup besar itu menandakan masih adanya kehidupan yang bertaburkan harapan dan cita-cita. Konon para sarjana muda statistika sangat sekali menghindarkan perolehan koefisien keragaman yang besar karena hal itu menandakan bahwa model yang disusun tidak sesuai dengan realitas lapangan. Walhasil ya model harus kembali dirombak...Terkadang hal itu sejalan dalam kamus kehidupanku. Semestinya kita memiliki antisipasi jika berhadapan dengan sesuatu yang tidak kita harapkan, harapan tidak sesuai dengan realita...ya’, model harus kembali di rombak...

Teman...bahwa tahukah engkau aku sangat-sangat ingin sekali around-around berputar mengelilingi wilayah sumatera. Setidaknya tempat dimana saat aku pertama kali muncul di muka bumi ini. Belakang padang...sebuah pulau yang terletak wilayah Batam, Riau. Jelas sudah, setidaknya label anak pulau agak melekat di sekujur badan-ku. Konon ari-ariku ketika lahir tertanam dengan sakral di Pulau Belakang Padang itu. Mungkin itu yang memanggil diri ini berkunjung kesana...Namun rasa-rasanya untuk saat ini tidak memungkinkan membawa badan ini menuju ke sana. Aku masih ingat rasa bau pelabuhan Batam, perjalanan melintasi samudera di taburi dengan kemilau cahaya lautan. Pulau-pulau kecil yang berkembang biak, terjangan angin yang membuat katup mata merapat sembari putaran poros leher 180 derajat beberapa kali untuk melihat keadaan sekitar...Yah...aku rindu akan hal itu...

Oh ternyata pikiranku sedang bertamasya ke tempat dimana ari-ari ku di-benamkan. Sejanak terbayang wajah sakti mbah kakung...Bubur putih dan bubur coklat yang entah buat apa selalu saja tersedia dikamarnya setiap seminggu sekali... Sedangkan mbah putri....” Oalah...putu-ku lanang....mmuah...mmuaah...”, bahasa sambutan yang sumringah tepat ketika aku datang berkunjung kerumahnya sembari mencium pipi kanan dan kiri-ku. Aku masih ingat jelas bahwa mbah kakung yang sakti mandraguna itu mempunyai pulau....mmh, mungkin lebih tepatnya wilayah kekuasaan secara de facto...aku menyebutnya dengan Pulau Surga buah-buahan...Iya...pulau itu banyak terdapat aneka warna buah-buahan....nangka, rambutan, pisang, mangga kecil yang manis, kueni, manggis...Dulu jika sedang bersilatuhrahmi ke Pulau itu memang seperti layaknya surga (surga yang ada di otak ini kala itu)....karena ya itu tadi banyak buah yang bisa aku makan...maklum masih kecil ya masih pecicilan...Sekarang masih ada nggk ya itu pulau...???

Speed boat yang bernama pancung itu masih mengapung dan melaju hilir mudik...??? Sampan kayu yang ada mesinnya di bemper belakang...??? penelusuran-ku mengatakan ya’ masih ada...kendaraan itulah yang aku tumpangi menuju Belakang Padang dan Pulau surga Buah-buahan. Uji nyali fear factor pun terjadi saat boat pancung ini berpapasan dengan kapal cepat singapur...walhasil akan terjadi semacam gelombang buatan yang membuat jantung ngalor-ngidul nggk keruan...Lumayanlah berpeluang dengan sangat untuk mendarat di air asin samudra itu.

Layaknya perjalanan waktu, hari semakin gelap dan pikiran-ku pun akan segera pulang kembali ke paraduan untuk kembali lagi berdiskusi, mematangkan rencana, membangun kerajaan masa depan. Terakhir dia meyampaikan kepada-ku.: ”Pin...engkau memang harus ke Belakang Padang...” dan aku jawab...” Itu pasti teman, tapi setelah aku melakukan sebuah perjalanan hidup yang imajiner....Doakan teman, kian hari semakin dekat saja...”. ” Baiklah jika itu harus kau lewati....”, balasnya sembari menutup diri di dalam diri ini. Awan tinggi itu masih terlihat kelam, hujan perlahan mengucur deras dan dingin semakin runcing. Diri ini masih saja berkabut kegelisahan, terlunta memandang tulang belulang tubuh ini, Hhhf...Imajiner dan Belakang Padang....sebegitu eksotisnya-kah engkau...??? Ya, aku akan Pulang...

Salam
Pipin Andriyanto

Monday, February 4, 2008

Masih Ok-Kok...

Kenyataan hidup telah memberikan jawaban kepada kita bahwa kehidupan yang kita lalui tidaklah berjalan dengan sendirinya. Ada semacam faktor ‘x’ di balik semua yang terjadi dan semua yang dialami oleh kita. Tiada satupun hal yang secara kebetulan terjadi…everything is already stock…Semuanya udah diatur…! Saya sebagai seorang yang sedang merangkak tertatih-tatih dalam belajar menjadi muslim yang baik pasti menganggap faktor ‘x’ tadi bersumber dari Zat Yang Maha Kuat, Zat Yang Maha Kekal, Zat yang hanya mengatakan ‘kun fayakun’..terjadilah maka terjadilah…!!! Tak lain dan tak bukan Sang Raja manusia penguasa Alam raya, Allah swt.

Teman...hidup itu selalu saja di selubungi oleh kabut misteri yang memendam beragam hikmah. Terkadang tidak masuk akal, imajiner, berfluktuatif yang kemudian membentuk runcingan stalagtit dan stalagmit. Bertengger di rumah daun yang kering kerontang, meruntuhkan kebuntuan yang selalu di-iringi irama permainan pimpong, tak tok tak tok tak tok...Wusssh, akhirnya jurus pamungkas maut itu keluar juga dan Yup point kemenangan sedikit lagi. Atau seperti urekan cacing kepanasan wilayah rambut dan kerutan jidat seorang warga yang sedang mengikuti perlombaan catur tujuh belasan. Permainannya memang seberat mengangkat kuda, benteng, dan raja beneran...susah sekali rasanya mengalahkan lawan yang tangguh itu. Yah, mukanya sudah nggk normal...stres berat karena ster dan kedua kudanya udeh tewas...

Konon tak banyak orang yang bisa mengungkap hikmah di setiap episode kehidupannya. Yah, kemauan perasaan dan pemikiran kita selalu saja paradoks terhadap kemauan faktor ’x’. Yang menurut kita baik belum tentu baik di sisi Allah, tapi klu menurut Allah itu yang paling baik sudah pasti itu baik buat kita...Ya itulah yang kita ambil walaupun kita terkadang hanya mereka-reka. Seorang bijak mengajarkan bahwa agar kita dapat memahami apa yang dimaui oleh faktor ’x’ ini maka kita harus menyertakan segala daya upaya kita dengan Tawakkal. Karena tawakkal ini akan mengantarkan siapapun yang melaksanakannya kepada keberhasilan hakiki.

Sejenak kita buka lembaran langit, buku suci komunikasi kita kepada sang Penguasa Alam. Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang kita peroleh dari sikap tawakkal itu:
  • “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…”(QS.65:3)
  • “…barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”(QS.65:2)
  • “… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”(QS.3:159)
  • “…Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.”(QS.39:36)
Indah sekali bukan…? Ada suatu ketenangan batin yang sangat luar biasa…Saat kita berkelana di suatu tempat kemudian rehat sebentar di rumah Allah dan ketika itu lantunan ayat-ayat langit itu menghampiri telinga kita. Apa yang kita rasakan…? Sejuk, adem, dan tenang…Yah jiwa ini merasa tentrem. ’Tawakkal itu adalah keadaan berbuat tanpa henti (berusaha), dan keadaan tenang dengan tidak mengerjakan apa-apa (pasrah). Maksudnya adalah ‘melakukan perbuatan yang dapat menjadi sebab terjadinya sesuatu baik lahir maupun batin, serta pasrah terhadap hasil pekerjaan yang diperbuatnya, menerima apa adanya, hatinya tenang, dan senantiasa berusaha untuk mendapatkan ridha-Nya.’ Itulah definisi tawakkal yang aku baca.

Dan satu hal lagi yang sangat spektakuler...tentang tawakkal ini. Entahlah ini apakah hadistnya kuat atau lemah, mohon informasinya ya... Sebuah hadist mengatakan, “siapa saja yang ketika keluar dari rumahnya lalu mengucapkan Bismillahitawakkaltu ‘alallah laahaula walaa quwwatubillahil ‘aliyyun ‘adzhim (Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada kekuatan melainkan kekuatan dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung), maka akan dikatakan kepada orang tersebut,’Engkau telah diberi hidayah, dilindungi, dan diberikan kecukupan’. Lalu syetan berkata kepada syetan yang lain, ‘Apa yang akan engkau perbuat dengan orang yang telah diberikan hidayah, diberikan kecukupan dan dilindungi?”...itulah yang cukup sering aku ucapkan saat meninggalkan peraduan menuju ke-kancah pencarian rejeki.

Dan sekarang saatnya belajar apa itu tawakkal secara perlahan. Seingatku masih ada dua kotak kardus aqua harta berhargaku yang aku titipkan ke sebuah kosan teman-ku di Bogor. Namun aku hanya menemukan sekardus saja...dengan semangat generasi mandiri aku rapihkan dan aku boyong ke Jakarta dengan harapan aku akan mempunyai perpustakaan mini. Dalam perjalanan masih saja bertanya-tanya: 2 kardus lagi kemana..? 2 kardus lagi kemana..? 2 kardus lagi kemana..?. singkat cerita minggu depannya dengan niat tidak penuh aku berpindah diri ke Bogor dengan kerjaan kantor yang harus dirampungkan. Yah, hari Ahad...!!! Saatnya membersihkan kost-kostan. Segala macam kotak kardus terungkap dan di bawa keluar.

Otak kepanasan ngurusin data-data...dan terdengar-lah suara toa...’wooooi...buku sapa neh dalam kardus...???’ dan teriakan itu tertangkap oleh telinga hati-ku, perasaan senang bercampur was-was...karena boleh jadi itulah harta yang aku cari selama ini. Yah, 2 kardus yang berisikan buku dan beberapa majalah.... Ouw! Bentuk kardusnya sudah tidak meyakinkan...serasa sudah berpenghuni koloni pasukan pemakan kertas bercampur tanah yang menggumpal. Dan apa yang terjadi teman....??? silahkan Anda melihatnya pada tampilan berikut ini...:
Wahhh...ternyata sudah menjadi taman surga bagi para rayap pemakan kertas...Bukuku sebanyak 2 kardus telah wafat...mmh, cukup lama aku melihat dan mengaduk-ngaduk buku apa saja yang telah wafat...sesekali aku berteriak histeris kecil...saat melihat beberapa buku yang favorit. Yah...nasib nasib...aku berharap semoga para rayap-rayap itu menjadi penulis BesT Seller setelah melahap puluhan bukuku...Jelas-lah rasa penyesalan itu ada, menjadi pelajaran berharga bahwa: Jangan pernah menyimpan buku dalam kardus terlalu lama di tempat yang bernuansa lembab. Dan akhirnya aku rasa diri ini masih Ok walaupun kehilangan harta berharganya. Setidaknya ada semacam doa kecil di hati-ku: Ya Allah moga aku dapet uang buat membeli buku yang telah wafat or buku-buku yang baru lagi. Entahlah...apakah rasa kecewa karena wafatnya buku-bukuku itu harus di-iringi dengan rasa tawakkal atau rasa sabar atau ridho atau juga ikhlas...Tapi apapun keadaan yang menimpa kita rasa-rasanya masih Ok kok klu kita bertawakkal kepada Allah swt...

“Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS.3:160)

Salam
Pipin Andriyanto